Year
2017
Published in
-
Abstract
Di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, pencemaran air laut yang disebabkan oleh logam berat mengakibatkan turun dan bahkan nihilnya hasil tangkapan ikan nelayan. Keprihatinan kondisi ini dapat membuat nelayan kehilangan mata pencahariannya. Keramba apung merupakan salah satu jalan keluar bagi nelayan untuk menghasilkan ikan dengan cara melakukan budidaya. Akan tetapi, beberapa keramba apung yang telah dibangun akhirnya tidak beroperasi disebabkan nelayan kekurangan modal dan operasional. Untuk menyiasati masalah modal, diperlukan suatu inovasi keramba apung yang fungsinya juga sebagai sarana wisata sehingga biaya operasional dapat ditutupi oleh kegiatan wisata. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji kelayakan investasi keramba apung bertingkat sebagai solusi nelayan untuk berbudidaya ikan dan sarana wisata baru bagi wisatawan di kawasan pantai.\n\nPenelitian ini akan menitikberatkan pada kajian investasi keramba apung terhadap analisa cash flow yang meliputi Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Pengerjaan penelitian ini terdiri dari pengumpulan data baik melalui survey lapangan maupun data Badan Pusat Statistik (BPS) dan perhitungan investasi menggunakan software Matlab. Beberapa lokasi pantai kota di Jawa akan dijadikan pusat pengambilan data seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang. Data yang diambil meliputi data jumlah wisatawan pantai dan jenis ikan yang berpotensi ekspor di lokasi tersebut. Kemudian data tersebut dilakukan teknik forecasting untuk mendapatkan prakiraan data pada masa depan. Perhitungan investasi dimulai dari tahun keramba dibangun sampai dengan kondisi waktu balik modal menggunakan software Matlab. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah kelayakan investasi keramba apung yang cocok untuk setiap daerah berdasarkan analisa cash flow yang paling efektif dan efisien.\n